5 Anomali Bumi yang Jarang Sekali Diketahui


Halo Serupedians

Semakin hari usia Bumi semakin tua, namun ternyata planet yang Kita tinggali ini menyimpan beberapa anomali yang tidak banyak diketahui oleh banyak orang.


Sebagai contoh, kita menyebut Bumi sebagai planet biru, meski para ilmuwan percaya bahwa visualnya tidak benar-benar selalu seperti itu.

Ada kalanya Bumi berubah warna menjadi agak kehijauan, dan terkadang kelabu, ketika dilihat dari ruang angkasa. Perubahan warna itu berasal dari perubahan kondisi cuaca yang mencakup wilayah luas di permukaan Bumi.

Seperti yang dilansir dari Liputan6.com berikut serupedia akan mengulas 5 Anomali Bumi yang Jarang Sekali Diketahui.


1. Bulan Bisa Menjadi Bagian dari Bumi

Saat ini, para ilmuwan menganggap bahwa terbentuknya Bulan adalah karena tabrakan planet dengan objek besar lainnya. Tabrakan itu mengakibatkan terbelahnya sepotong kecil Bumi, yang kemudian menjadi satelitnya.

2. Berubahnya Medan Magnet Bumi

Kita terbiasa melihat medan magnet bumi kita sebagai sesuatu yang konstan. Namun, itu sebenarnya terus berubah.

Menurut penelitian ilmiah, medan magnet telah bergerak sekitar 600 mil sejak abad ke-19, dan pusatnya berada di belahan bumi selatan, yakni terletak di atas Samudera Hindia.

Tahun demi tahun kecepatan gerakannya meningkat hingga mencapai puncaknya. Setelah itu, gerak perpindahan medan magnet akan melambat lagi.

3. Gravitasi Aneh

Karena kenyataan bahwa Bumi tidak bulat sempurna, maka massanya tidak merata. Perbedaan massa tersebut menyebabkan fluktuasi gravitasi di berbagai tempat di Bumi.

Salah satu bukti anomali ini terjadi Teluk Hudson, Kanada, ketika gravitasi di sana lebih rendah daripada di tempat lain.

4. Bumi Kemungkinan Memiliki Dua Bulan

Beberapa ilmuwan percaya bahwa planet kita memiliki satelit kedua. Menurut penelitian, ada benda kosmik lain yang berputar mengelilingi Bumi. Namun, itu tidak selalu merupakan objek yang sama, tetapi lebih kepada, satelit sementara.

Dipercaya bahwa medan gravitasi Bumi terkadang menarik asteroid yang cukup besar, dan mereka terus mengikuti planet kita untuk beberapa waktu (sekitar 3 putaran) sebelum pergi mengembara dalam luasnya ruang angkasa.

5. Zaman Es Mini Kemungkinan Terjadi pada 2019

Matahari memiliki bintik yang tersebar di permukaannya, menunjukkan bahwa bintang ini sedang dalam fase aktif.

Namun karena alasan yang tidak diketahui, terkadang bintik tersebut mulai menghilang, meninggalkan permukaan Matahari yang halus dan kosong. Hal itu sudah terjadi pada Abad ke-15, ketika fenomena yang disebut Little Ice Age itu, menyebabkan perubahan iklim besar di wilayah Islandia dan Finlandia saat ini.

Kala itu, Viking harus meninggalkan Greenland karena berubah menjadi wilayah dengan suhu yang sangat rendah. The Little Ice Age berlangsung selama beberapa kali hingga akhir Abad ke-19.

Saat ini, para ilmuwan mulai memperhatikan kecenderungan yang sama pada Matahari dan percaya bahwa bintang akan memasuki fase dingin, yang akan menghasilkan Zaman Es Mini lainnya di Bumi pada 2019.

No comments:

Post a Comment

Komen yang mengandung Spam akan kami detete